Diperkenalkan oleh Domino dan Carsen pada tahun 1965
Derivat dari pencyclidin suatu obat anti psikosa
Golongan fenyl cyclohexylamine dengan rumus kimia 2-(0-chlorophenil) – 2 (methylamino) cyclohexanone hydrochloride
Rapid acting non barbiturat general anesthethic
Sifat fisik:
a. Larutan tidak berwarna
b. Stabil pada suhu kamar
c. Suasana asam (pH 3,5 – 3,5)
EFEK KETAKAR
a. Analgesi
Analgesi yang sangat kuat-------- meskipun penderita sudah sadar, efek analgesiknya masih ada.
Rasa nyeri yang terutama dihambat adalah nyeri somatic-----Tidak efektif untuk operasi organ visceral,kecuali pada anak(hernia+batu buli)
Baik untuk analgesi pada bayi/anak tanpa menyebabkan efek hipnotik – sedasi (menggunakan subdose 2,5 mg/kgBB, IM)
b. Relaksasi
Tidak mempunyai daya pelemas otot--- kadang-kadang malah tonus otot meningkat disertai gerakan-gerakan yang tidak terkendali, sehingga ketalar tidak begitu baik bila digunakan sebagai obat tunggal, seperti pada operasi intra abdominal dan operasi lain yang membutuhkan relaksasi
c. Hipnotik
Anestesi ini sering digunakan untuk induksi dan disusul dengan pemberian eter atau N2O.
Dalam keadaan tidur dapat terjadi gerakan-gerakan spontan dari lengan, tungkai, bibir, mulut bahkan sampai bersuara, walaupun dosisnya ditingkatkan sampai dosis yang mendepresi pernafasan.
Menimbulkan nistgmus, maka tidak dapat digunakan untuk operasi mata khususnya strabismus.
Dosis dapat diulang bila sudah terdapat reaksi rangsang nyeri
d. Anestesi Disosiatif
Menyebabkan disosiasi karena obat ini mempengaruhi asosiasi di korteks serebri---obat lain bekerja di sistima retikuler
Eksitasi dapat terjadi pada pemberian ketalar (seperti mimpi yang menakutkan), pencegahannya dengan pemberian obat tranquilizer. Ketalar juga berefek gangguan psikis setelah siuman dan gejala kejang sewaktu dalam anestesi. Efek ini dapat dicegah dengan pemberian valium
e. Sirkulasi
Merangsang pelepasan katekolamin andogen -------- terjadi peningkatan denyut nadi, tekanan darah dan curah jantung. ------ efeknya menguntungkan untuk anestesi pada pasien syok/renjatan.
Ketalar tidak dapat digunakan pada:
Hepertensi yang berat ( >160/100mmHg)
Payah jantung
GPDO
f. Pernafasan
Depresi pernafasan kecil sekali dan hanya sementara
Menyebabkan dilatasi bronkhus dan bersifat antagonis terhadap efek kontraksi bronkhus oleh histamin.
Baik untuk penderita asma dan untuk mengurangi spasme bronkhus pada anestesi umum yang ringan.
g. Kardiovaskuler
Tekanan darah akan naik baik sistole maupun diastole.
Kenaikan rata-rata antara 20-25 % dari tekanan darah semula, mencapai maksimal beberapa menit setelah suntikan dan akan turun kembali dalam 15 menit kemudian.
Denyut nadi juga meningkat.
h. Efek Lainnya
Meningkatkan gula darah 15 % dari keadaan normal, walaupun demikian bukan merupakan kontraindikasi mutlak untuk penderita dengan DM.
Menyebabkan hipersalivasi, ------ dapat dikurangi dengan pemberian premedikasi antikolinergik.
Meningkatkan aliran darah ke otak, tekanan intrakaranial dan tekanan intra okuler meningkat ----digunakan pada pembedahan pasien dengan tekanan intrakranial yang meningkat (edema serebri, tumor intracranial) dan pasien pada pembedahan mata.
Pemberian 2-3 kali dosis normal hanya memperlama efek anestesi
Pasien harus dihindarkan dari rangsang sentuhan
Tida (3) tahap anestesi dengan ketalar
1. Tidak sadar dan tidak merasa nyeri
2. Tidak sadar tapi ada reaksi rangsang nyeri
3. Berangsur pulih, efek analdegi masih ada
Indikasi Pemakaian Ketalar
Ketalar dipakai baik sebagai obat tunggal maupun sebagai induksi pada anestesi umum :
1. Untuk prosedur dimana pengendalian jalan nafas sulit, misalnya pada koreksi jaringan sikatrik daerah leher, disini untuk melakukan intubasi kadang-kadang sukar.
2. Untuk prosedur diagnostik pada bedah syaraf/radiologi (arteriografi)
3. Tindakan orthopedi (reposisi, biopsi)
4. Pada pasien dengan resiko tinggi : ketalar tidak mendepresi fungsi vital. Dapat dipakai untuk induksi pada shock.
5. Untuk tindakan operasi kecil.
6. Di tempat di mana alat-alat anestesi tidak ada.
7. Pada asma, merupakan obat pilihan untuk induksinya.
Kontraindikasi pemakaian Ketalar
1. Pasien hipertensi dengan sistolik 160 mmHg pada istirahat dan diastolik 100 mmHg.
2. Pasien dengan riwayat CVD.
3. Dekompensasi cordis.
4. Penyakit dengan peningkatan tekanan intrakranial (edema serebri) atau peningkatan tekanan intra okuler.
Harus hati-hati pada :
1. Pasien dengan riwayat kelainan jiwa.
2. Operasi-operasi pada daerah faring karena refleks masih baik
Dosis, Sediaan, dan Pemberian
Tersedia dalam bentuk larutan vial 10 ml dan 50 mg/ml dan 20 ml 100mg/ml
iv : dosis 1-4 mg/kgBB, dengan dosis rata-rata 2 mg/kgBB dengan lama kerja ± 15-20 menit, dosis tambahan 0,5 mg/kgBB sesuai kebutuhan.
im : dosis 6-12 mg/kgBB, dosis rata-rata 10 mg/kgBB dengan lama kerja ± 10-25 menit, terutama untuk anak dengan ulangan 0,5 dosis permulaan.
pulih sadar pemberian ketamin kira-kira tercapai antara 10 – 15 menit, tetapi sulit untuk menentukan saatnya yang tepat, seperti halnya sulit menentukan permulaan kerjanya
harus diikuti pemberian O2
pada ODC jangan dipulangkan sebelum kesadaran pulih secara utuh
sumber : HSC’99
Ketalar
Analgesi kuat
Relaksasi (-)
Menimbulkan nistagmus
Anestesi disosiative
↑denyut nadi
↑curah jantung
↑gula darah
Depresi pernafasan
Kontraindikasi
Hipertensi
DM
Payah jantung
Gangguan sirkulasi otak
.